Pages - Menu

Saturday, 21 December 2013

LOGO BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSPORTASI LAUT (BPPTL)




















LOGO BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSPORTASI LAUT (BPPTL)

Thursday, 19 December 2013

Membuat penulisan Text Superscript dan Subscript di CorelDRAW

















Assalamu'alaikum Kawan...

Kali ini Desain Farhan akan membahas tentang cara membuat penulisan Text Superscript dan Subscript di CorelDRAW 

Text Superscript/Supscript ini digunakan untuk merubah teks dari ukuran normalnya, biasanya digunakan untuk menuliskan derajat, pangkat, kwadrat atau juga untuk penulisan ordinal numbers seperti 1st, 2nd, 3rd, dan juga buat membuat rumus matematika atau juga rumus kimia..

Cara penulisannya sebagai berikut, sebagai contoh kita tulis text seperti disamping ini;

Caranya Mudah Lho. ^^...
yukk kita langsung Coba..

1. Langkah Pertama
kita akan membuat Superscript dari derajat, pangkat, dsb, caranya, seleksi pada text, selanjutnya klik pada Shape tool di Toolbox;


















2. Langkah Kedua
Kemudian seleksi pada node tiap text yang akan dirubah menjadi  Superscript atau Subscript;
oia jangan lupa gunakan shift. supaya bisa menyeleksi lebih dari satu..

















3. Langkah Ketiga
Setelah sudah terseleksi text yang dimaksud klik pada tombol Superscript di Property Bar;














Sehingga ketika tombol Superscript di klik pada setiap text yang terseleksi node-nya akan berubah ukurannya menjadi kecil dan posisinya menjorok keatas, hasilnya akan seperti dibawah ini;












Sudah Jadi Deh. ^^

oh iya. saya jelasin dulu ya
Garis besarnya Superscript untuk memperkecil ukuran text dan menaikkan posisi diatas dan Subscript memperkecil ukuran text dan menurunkan posisi dibawah;













selamat mencoba ya.... ^^



Monday, 9 December 2013

PASANG IKLAN

Terima Kasih atas kunjungan Anda ke blog Desain Farhan ini. Blog ini bisa besar karena ada pengunjungnya yg selalu setia melihat perkembangan blog ini.
Untuk Pasang Iklan di Blog Desain Unik

Banners 125 X 125 samping kanan
Harga : Rp. 30.000 / bulan
Tersedia : 4 slots


Note : harga sewaktu-waktu bisa berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, kecuali kepada pihak yang iklannya sedang terpasang.

Peraturan.

Materi iklan tidak boleh mengandung unsur SARA, Judi, Pornografi, kebohongan, provokasi, serta semua yang berlawanan dengan hukum yang berlaku.

Materi iklan sepenuhnya adalah tanggung jawab pemasang iklan,
tidak bertanggung jawab terhadap kritikan atau tuntutan atas materi iklan.
Iklan dalam bentuk banner di buat oleh pemasang iklan.
Iklan akan dipasang setelah pembayaran dilakukan dan kami cek.

Pembayaran.
Pembayaran bisa di lakukan melalui rekening bank BRI
ATAS NAMA

NIKIA MAYA ROCHMA WULANDARI
419001003532534

Jika anda berminat memasang iklan, silahkan hubungi kami via SMS / TELP di   :
XL : 087829974388
Atau hub via E-mail : nikiahan@gmail.com

terima kasih

Pengunjung kami saat ini.. di atas 10.000 pengunjung
dan rata-rata setiap harinya 150 orang

per tanggal 30 Januari 2014

Tuesday, 3 December 2013

CARA MEMBUAT EFEK KACA PEMBESAR DI CORELDRAW

Hai Sobat... ketemu lagi nih..
Sekarang saya mau berbagi tutorial cara membuat efek kaca pembesar di CorelDRAW
Contoh yang akan kita pelajari seperti ini :














Unik kan? hehe

Langsung Praktek..

1. Langkah Pertama
    Buka aplikasi CorelDRAW
2. Langkah Kedua
    Masukan Objek yang akan kita buat, seperti tulisan atau gambar








3. Langkah Ketiga
    Buat Sebuah lingkaran dengan Menggunakan Elips tool 




4. Langkah Keempat

    Klik menu Effect - Lens atau bisa mengetikan Alt + F3




5. Langkah Kelima
    Pada Menu Lens. Lihat Pojok Kanan Anda
    Pada Kotak Menu kita rubah menjadi Fish Eye




dana akan terlihat seperti ini


6. Langkah Keenam
ini langkah terakhir... buat pegangan lup. agar mempercantik tampilan
dengan menggunakan rectangle tool
dan inilah hasilnya..
jreng........... hehe

Monday, 2 December 2013

LOGO STF YPIB CIREBON


LOGO STF YPIB CIREBON HITAM PUTIH
LOGO STF YPIB CIREBON HITAM PUTIH


LOGO STF YPIB CIREBON WARNA


Logo Sekolah Tinggi Farmasi (STF) Yayasan Pendidikan Imam Bonjol CIrebon
LOGO STF YPIB CIREBON

Saturday, 30 November 2013

CARA MEMBUAT EFEK GULUNG KERTAS DENGAN CORELDRAW

Hai Sobat....
Kalian Pernahkah anda mencoba membuat gambar kertas menggulung seperti gambar di samping ini? 


Dengan CorelDraw membuat gambar kertas seakan tergulung sangatlah mudah. Kita dapat membuat gambar kertas tersebut seakan menggulung dari sisi atas kanan/kiri atau dari bawah kanan/kiri kertas. Untuk lebih jelasnya ikuti langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. BUka dulu CorelDRAW nya . hehe
2. Import foto yang akan kita jadikan objek











































3. Klik menu Bitmap - 3D Effects -Page Curl

















4. Atur sesuai yang kita inginkan

















5. Kemudian Klik OK

Jreng.... Jreng..........

LOGO STAI CIREBON

LOGO STAI CIREBON
Kawan-kawan barangkali ada yang butuh LOGO STAI CIREBON
silahkan bisa copy gambar ini.

Semoga bermanfaat :)



LOGO Pondok Pesantren Khusnul Khotimah Kuningan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Baru Posting lagi nih kawan.....
Bagi Temen-temen yang butuh silahkan bisa copy.. semoga bermanfaat ...


Tuesday, 29 October 2013

Cara Import File di CorelDraw


Hai Sobat Desainer...

Kita akan Membahan fasilitas Import yang ada di menu CorelDraw



Fasilitas Import digunakan untuk mengambil atau memasukkan file dari program lain yang akan dikerjakan, untuk lebih jelasnya begini maksudnya; perintah Import adalah perintah untuk mendatangkan file CorelDRAW (cdr) atau file selain CorelDRAW, seperti file AI, EPS, PSD, WMF, dan masih banyak lagi, kemudian file hasil import akan bergabung dengan lembar kerja yang sedang kita kerjakan.


Cara melakukan Import, menggunakan menu File ==> klik Import, atau klik icon Import pada Standard Bar, atau tekan Ctrl+I di keyboard, maka akan tampil dialog seperti gambar dibawah ini :
















Ketika kita melakukan perintah Import, maka pointer akan berubah menjadi bentuk siku. Pada saat ini, kita harus menentukan ukuran gambar yang diambil dan menentukan lokasi di mana gambar tersebut akan diletakkan dengan cara melakukan drag di daerah lembar kerja sesuai dengan kebutuhan atau dengan menekan Enter di keyboard untuk meletakkan gambar di tengah-tengah halaman. Jika tidak melakukan langkah seperti di atas, tetapi langsung melakukan klik di lembar kerja, maka besarnya gambar akan sesuai dengan gambar aslinya. Contoh pengambilan gambar melalui fasilitas Import seperti pada gambar dibawah ini :

Klik icon Import pada Standart Bar








Tampil kotak dialog Import, Misal kita Impor file Logo Anggana pada folder partai. Klik file-nya Anggana--> klik Import atau Doubel klik pada file-nya Anggana


















Maka pada area lembar kerja akan tampil cursor seperti gambar dibawah ini, kemudian di klik kalau kita menginginkan sesuai dengan gambar aslinya. 


















Kemudian kalau kita ingin menentukan ukuran gambar, kita melakukan drag di daerah area lembar kerja sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan kemudian klik. Tampilan ukuran ada pada gambar yang dilingkar merah dan akan berubah sesuai dengan dragging mouse kita.













Maka akan tampil gambar sesuai yang kita inginkan yaitu Anggana



sumber : http://belajar-coreldraw.blogspot.com

Monday, 28 October 2013

Inspirasi Bangsa Indonesia... Eko Mulyadi, Penggerak Perubahan "Kampung Idiot"

Assalamu'alaikum Kawan...

Kali ini Saya ingin membahas tentang seseorang yang mempunyai semangat yang besar untuk membangun bangsa ini. saya terharu ketika menonton kick andy tentang  Eko Mulyadi, Penggerak Perubahan "Kampung Idiot"

Eko Mulyadi, pemuda berusia 31 tahun ini layak disebut sebagai pejuang tunagrahita. Bagaimana tidak, di usia yang masih belia itu, ia mampu mengubah kondisi kampungnya yang dahulu dikenal sebagai “kampong idiot” kini menjadi kampung yang penuh semangat dan keceriaan.

Desa Karang Patihan, Kecamatan Balong, Kaupaten Ponorogo, Jawa Timur, sebagai tempat tinggalnya itu sempat dicap sebagai “kampung idiot” karena banyak warga berkebutuhan khusus yang ada di desa itu.

Pemuda lulusan sekolah menengah atas (SMA) itu berhasil mengajak para pengidap down syndrome (keterbelakangan mental) menjadi mandiri.

Melalui inisiatifnya, ia mampu memberdayakan sekitar 98 penderita tunagrahita yang ada di desanya dengan mengajarkan hidup mandiri. Mandiri dalam arti mengurangi ketergantungan diri pada orang lain maupun lingkungannya. Sebuah impian yang sempat mendapat cemoohan dari sebagian masyarakat.

Dengan keteguhan dan dukungan warga lainnya, Eko berhasil membuat mandiri para penyandang gangguan intelektual itu melalui medium budidaya ikan lele. Konsep itu diaktualisasikan melalui kolam ukuran 1 x 2 meter yang dibangun di setiap rumah warga penyandang tunagrahita.

Warga penyandang tunagrahita memiliki sekaligus bertugas mengelola kolam yang berisikan 1.000 ekor bibit lele itu, mulai dari memberi pakan, membersihkan kolam, hingga penggantian air kolam.

Dari setiap kolam itu rata-rata dapat menghasilkan laba Rp 150.000 hingga Rp 250.000 setiap kali panen yang dilakukan tiga bulan sekali.

Dari uang hasil usaha budidaya ikan itu, kini para penyandang defisit kognitif dapat membantu menghidupi diri sendiri. Uang hasil panen lele mereka tukarkan dengan pelbagai macam kebutuhan pokok untuk pemenuhan kebutuhan hariannya.

Sebelumnya, para penyandang tunagrahita di desa itu seperti kaum yang terpinggirkan. Mereka selama ini hanya dipandang sebelah mata karena kondisinya serta ketidakproduktifannya. Mereka seakan menjadi beban yang memperberat kemiskinan yang melanda desa itu.

Dengan model pemberdayaan yang dilakukan bapak satu anak ini, kini para penyandang tunagrahita semakin mendapatkan tempat dan lebih dihargai. Sementara masyarakat secara umum juga mendapatkan manfaatnya.

Tergerak karena kondisi

Perjuangan putra sulung dari empat bersaudara pasangan Maijo dan Lasmi ini berawal dari kegelisahannya terhadap kondisi kampungnya yang penuh dengan keterbatasan. Desa tempatnya tumbuh berkembang itu terletak di kaki tiga gunung sekaligus, yaitu Gunung Bangkong, Gunung Kukusan, serta Gunung Rajeg Wesi. Desa itu juga dekat dengan perbatasan wilayah Kabupaten Pacitan.

Lokasi desa cukup jauh dari pusat Kota Ponorogo, yang berjarak sekitar 23 kilometer dari pusat kota. Kondisi tanahnya tandus karena berada di kawasan pegunungan kapur dan diperparah dengan kurangnya air. Kondisi ini membuat masyarakatnya hidup dalam keprihatinan.

Data yang dihimpun, di desa itu terdapat 290 kepala keluarga (KK) yang hidup di bawah garis kemiskinan, 561 KK yang hampir miskin, serta 48 KK yang mempunyai anggota keluarga penyandang tunagrahita. Jumlah penyandang tunagrahita mencapai 98 orang.

Mayoritas warga berkebutuhan khusus ini masih berusia produktif, pada kisaran usia 40 tahun. Hanya empat di antaranya yang berusia anak-anak.

Di dataran yang lebih tinggi, masyarakatnya mencukupi kebutuhan keseharian dengan bercocok tanam seadanya. Karena kondisi itu, nasi menjadi barang mewah. Lebih sering mereka memanfaatkan gaplek atau singkong yang dijemur kering sebagai makanan utamanya.

Eko semakin mempunyai keinginan keras dalam berjuang mengubah keadaan karena merasa pemerintah waktu itu tidak ada perhatian sama sekali. Padahal, kondisi kampungnya telah terjadi sekian lama.

Pergolakannya mulai terjadi saat usianya remaja. Ia mulai bergerak dengan mengabdikan diri pada organisasi karang taruna yang ada di desanya. Pada saat yang bersamaan, ia juga menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi di pusat kota berjuluk "Kota Reog" ini.

Dasar-dasar pergerakan yang ia dapatkan selama berkecimpung dalam organisasi pergerakan mahasiswa itu turut menjadi bekal dalam menjalankan organisasi karang taruna di desanya. Melalui gebrakan-gebrakannya, ia menjadi panutan bagi pemuda seusianya.

"Karena kondisi yang miskin, dulu kalau musim kurban, kami sering mengupayakan adanya daging kurban dari luar daerah yang kami datangkan ke sini," kata Eko saat ditemui Kompas.com di rumahnya, pekan ini.

Dengan statusnya sebagai mahasiswa itu, ia mulai menggunakan jaringannya untuk memulai gerakan perubahan di desanya. Tak jarang ia mengajak serta para donatur potensial untuk ikut mengunjungi desanya. Tujuannya agar para donatur mengetahui pasti kondisinya.

Pada 2010, perjuangannya itu mulai mendapat hasil. Beberapa donatur mulai memberikan bantuannya, di antaranya dari Bank Indonesia Kediri yang memberikan bantuan awal sebesar Rp 3 juta dan ditambah lagi Rp 25 juta. Bantuan itu ia gunakan sebagai modal pengembangan budidaya lele.

Dengan modal bantuan yang ada, ia bersama Kelompok Masyarakat (Pokmas) desanya membangun kolam besar seluas 4 x 16 meter yang mampu menampung 24.000 ekor bibit lele. Dalam jangka waktu tiga bulan kemudian, kolam itu menghasilkan untung Rp 3.000.000.

Keuntungan itu, ditambah dengan beberapa bantuan lain yang masuk, diinvestasikan lagi untuk membangun dua kolam besar seluas 5,5 x 24 meter persegi dengan kapasitas masing-masing 48.000 bibit lele. Kolam ini sekaligus sebagai kolam “pembelajaran” bagi beberapa penyandang tunagrahita.

“Tentu mereka mempunyai pendamping yang bertugas mengawasi dan membina saudara kami yang berkebutuhan khusus. Saat ini ada empat pendamping,” imbuh Eko.

Setelah dua tahun berlalu, usaha budidaya lele mereka semakin sukses. Para penyandang tunagrahita yang “magang” itu kemudian dibuatkan kolam kecil yang dibangun di rumah masing-masing.

Seiring berjalannya waktu, saat ini sudah ada sebanyak 57 kolam yang tersebar di setiap rumah yang terdapat pengidap defisiensi mental itu. Selain itu, ada 48 kolam yang disediakan untuk masyarakat umum yang tertarik dalam bidang ini.

“Karena sejak awal tujuan kita adalah pemberdayaan masyarakat, cakupan kami perluas kepada masyarakat umum,” imbuhnya.

Kendala penghadang

Waktu awal-awal merintis perjuangannya itu bukanlah saat yang mudah. Cemoohan warga sering ia rasakan. Sikap skeptis itu muncul karena ide pemberdayaan yang diusung Eko belum sepenuhnya diterima masyarakat.

Membuat mandiri para penyandang keterbelakangan intelektual dianggap sesuatu yang irasional sehingga tidak mungkin terelasiasi. Tidak sedikit pula yang mencurigainya dengan menganggapnya hanya mengambil manfaat.

Persepsi negatif itu akhirnya pudar dengan sendirinya. Eko mampu menjawabnya dengan berbagai macam capaian yang bagus. Masyarakat yang awalnya pesimistis itu akhirnya mendekat untuk bekerja bersama.

Kendala dari sisi penyandang tunagrahita sendiri juga cukup sulit. Tantangannya adalah mengajari para penyandang keterbelakangan mental melakukan pekerjaan orang normal. Transfer pengetahuan menjadi tersendat karena tidak adanya bahasa komunikasi baku maupun kendala kemampuan kognitif mereka.

Pembelajaran dilakukan dengan memberikan contoh langsung dengan durasi belajar yang cukup lama. Upaya itu kemudian mendapatkan hasil.

“Akhirnya mereka bisa, meski kadang-kadang juga ikannya diambil dan digoreng sendiri,” Eko menuturkan pengalamannya.

Selain itu, ada kendala alam. Dataran tinggi menyebabkan terjadinya keterbatasan air. Selain untuk pemenuhan kebutuhan harian, mereka juga membutuhkan air untuk mengisi kolam mereka. Akhirnya masalah air dapat diatasi setelah cara pipanisasi.

Budidaya lele itu sendiri bukanlah suatu hal yang mudah. Lele dikenal dengan mudahnya terserang penyakit, perawatan yang sulit, maupun sifat kanibalismenya. Tantangan itu dapat diatasi dengan adanya pelatihan-pelatihan dan pola pendampingan yang ketat.

Budidaya lele mereka pilih setelah mencoba beragam pekerjaan dan tidak menemukan kecocokan. Beberapa usaha yang pernah mereka tekuni adalah pembuatan anyaman bambu, pemecah batu, serta beragam usaha lainnya.

Progres kegiatan

Cakupan pemberdayaan ala Eko ini terus diperluas agar dapat menyentuh segala lapisan masyarakat. Saat ini mulai ada diversifikasi dengan dirintisnya ternak ayam potong, usaha pencetakan batu bata, peternakan kambing, serta produk-produk olahan yang dapat dimanfaatkan dari hasil peternakan itu.

Dengan pencapaiannya itu pula, Eko merasa tertantang untuk lebih mengembangkannya dalam bentuk kegiatan pemberdayaan lainnya. Ia menceritakan, keinginannya yang belum terlaksana adalah terbentuknya Koperasi Miskin yang berfungsi sebagai penopang perekonomian bagi warga.

Selain itu, ia bermimpi untuk membangun sebuah pusat perdagangan tradisional yang ada di desa itu dalam bentuk pasar desa. Baik para pedagang maupun pengurusnya akan diupayakan berasal dari warga desa itu sendiri. Pasar desa ini diharapkan menjadi cara memutar perekonomian warga.

“Saya sudah berhitung sedikitnya butuh 15 orang pedagang dengan jenis dagangannya masing-masing sehingga warga tidak perlu lagi berbelanja seperti saat sebelumnya, jauh,” kata pemuda yang baru saja ditasbihkan warga sebagai kepala desa ini.

Konsep kegiatannya

Kunci sukses ayah dari Victoria Exana Bintang Leorenza ini berada pada kecerdikannya mengantisipasi kemungkinan terburuk. Eko menyadari bahwa kolam-kolam kecil yang dikelola oleh penyandang tunagrahita tidak akan senantiasa mendapatkan untung, kadang juga merugi.

Untuk itu, ia melakukan sistem subsidi modal yang diambilkan dari kolam besar atau kolam induk. Dalam artian, kolam besar atau kolam induk itu dijaga sedemikian rupa jangan sampai merugi karena keberadaannya sebagai penopang kolam-kolam kecil tersebut.

Ke depan, menurutnya, beragam kegiatan yang ada akan didesain saling terintegrasi secara mutual antara satu usaha dan usaha lainya. Ia mencontohkan, kotoran ayam ataupun kambing akan menjadi pupuk bagi rumput yang ditanam untuk kebutuhan pakan.

Sumber : Kompas.comhttp://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/09/16/2108257/Eko.Mulyadi.Penggerak.Perubahan.Kampung.Idiot.